Stanley Ho Hung-sun, lebih dikenal sebagai "Raja Kasino Makau", bukanlah tipikal pengusaha yang lahir di dalam keluarga yang memang sudah kaya raya. Lahir di Hong Kong pada tahun 1921, masa kecilnya diwarnai dengan gejolak dan ketidakpastian. Ayahnya, Robert Ho-tung, adalah seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang perdagangan dan properti. Namun, masa kejayaan itu tak bertahan lama. Ketika Ho masih muda, ayahnya mengalami kebangkrutan yang dramatis akibat krisis ekonomi Depresi Besar. Kejadian ini memaksa keluarga Ho untuk beradaptasi dengan kehidupan yang jauh berbeda. Mereka meninggalkan Hong Kong yang gemerlap dan pindah ke Shanghai, kota metropolis lain di Tiongkok yang saat itu tengah berkembang pesat.
Di Shanghai, Ho muda bersekolah di St. John's University, lembaga pendidikan elit yang banyak melahirkan intelektual terkemuka. Meski terputus pendidikannya karena pecahnya Perang Dunia II, Ho tetap dikenal sebagai sosok cerdas dan memiliki ambisi yang besar. Di usianya yang ke-22, saat perang masih berkecamuk, Ho bersama keluarganya melarikan diri ke Makau, wilayah koloni Portugis yang terletak di seberang delta Sungai Guangdong atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sungai Mutiara.
Makau, saat itu, hanyalah sebuah kota pelabuhan kecil yang jauh dari gemerlap kasino yang dikenal saat ini. Namun, bagi keluarga Ho yang baru saja kehilangan segalanya, Makau menawarkan secercah harapan. Di kota inilah Ho memulai perjalanan hidupnya yang luar biasa.
Meniti Karir di Tanah Asing
Awal mula kehidupan Ho di Makau tidaklah mudah. Dia memulai karirnya sebagai pegawai rendahan di sebuah perusahaan perdagangan Jepang. Namun, Ho muda dengan kepiawaiannya dalam berbisnis dan kemampuan berbahasa Mandarin yang fasih, dengan cepat menarik perhatian para atasannya. Dia menunjukkan ketekunan dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa, yang kelakuan menjadi ciri khas gaya kepemimpinannya.
Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan tersebut, Ho melihat peluang emas di sektor impor-ekspor. Dia menyadari bahwa barang-barang mewah yang diproduksi di Hong Kong dan Makau sangat diminati di daratan Tiongkok yang saat itu tengah dilanda perang dan terisolasi dari dunia luar. Dengan modal nekat dan uang pinjaman sebesar HK$10 (sekitar US$1.30 pada saat itu), Ho memulai bisnis penyelundupan barang-barang mewah ke Tiongkok.
Meski berisiko tinggi, bisnis ini ternyata membuahkan keuntungan yang signifikan. Ho tidak hanya berhasil meraup pundi-pundi, tetapi juga membangun jaringan bisnis yang luas di berbagai penjuru Asia. Keberhasilan awal ini menjadi batu loncatan bagi langkah selanjutnya yang akan membawanya ke puncak kejayaan.
Merintis Kerajaan Kasino
Tahun 1961 menjadi titik balik yang dramatis dalam kehidupan Stanley Ho. Pemerintah Portugis yang saat itu berkuasa di Makau, berencana untuk melegalkan perjudian dan mencari mitra bisnis yang andal untuk mengelola kasino. Ho melihat peluang ini sebagai sebuah lonceng emas. Bersama dengan beberapa pengusaha Makau lainnya, dia membentuk konsorsium dan berhasil memenangkan tender untuk memonopoli bisnis kasino di wilayah tersebut.
Meski menghadapi persaingan yang ketat dari para kandidat lain, Ho beserta para mitranya berhasil meyakinkan pemerintah Portugis dengan rencana bisnis yang visioner. Mereka berjanji tidak hanya akan membangun kasino megah yang menjadi daya tarik wisata, tetapi juga akan mengembangkan infrastruktur pariwisata Makau secara keseluruhan.
Tak lama kemudian, pada tahun 1962, Ho mendirikan SJM Holdings, perusahaan yang pada akhirnya menjadi raksasa kasino di Macau. Kasino pertamanya, Casino Lisboa, dibuka pada tahun 1970 dan langsung mencuri perhatian para penjudi kelas kakap. Kemewahan fasilitas, pelayanan yang prima, serta suasana kasino yang glamor, menjadikan Casino Lisboa sebagai destinasi wisata yang tak terelakkan bagi para pencari peruntungan.
Bisnis Menggurita dan Strategi Cerdas
Dengan kesuksesan Casino Lisboa, Ho tak berhenti berinovasi. Dia terus membangun kasino-kasino baru yang semakin besar dan megah, seperti Casino Estoril (1970), Casino Jai Alai (1973), dan tentu saja, landmark Makau yang ikonik, Grand Lisboa (2007). SJM Holdings pun menjelma menjadi konglomerat yang tidak hanya menguasai bisnis kasino, tetapi juga merambah ke sektor pariwisata, transportasi, real estate, dan bahkan olahraga.
Salah satu kunci sukses Ho adalah strategi bisnisnya yang cerdas. Dia memahami betul bahwa industri perjudian membutuhkan inovasi dan diversifikasi. Oleh karena itu, dia tidak hanya mengandalkan permainan kasino tradisional, tetapi juga memperkenalkan